Powered By Blogger

Minggu, 31 Oktober 2010

Gugun Blues Shelter

Pendapat Rollingstone Magz Indonesia. Gugun, salah seorang gitaris blues rock lokal paling brilian dekade ini di tanahair tengah mengalami kegundahan tingkat tinggi. Set My Soul On Fire, album ketiga sekaligus terbaru milik bandnya, Gugun Blues Shelter, hingga saat ini tak kunjung dirilis oleh Sinjitos Records, label rekaman independen yang menjadi rumah mereka sejak 2007.

Padahal, menurut Gugun, proses rekaman, mixing dan mastering serta sampul album tersebut telah selesai digarap sejak tahun lalu. Para penggemar fanatik trio ini yang telah menunggu sejak lama terus menerus menanyakan kabar mengenai rilisnya album baru ini kepadanya dan jawaban Gugun Blues Shelter serta manajemen adalah “tidak tahu.”

“Bingung mesti beralasan apa lagi kepada mereka karena saya sendiri nggak punya jawabannya,” jelas Gugun ketika dihubungi Rolling Stone. Bahkan ketika digelarnya Jakarta International Blues Festival awal November silam di Istora Senayan, trio ini terpaksa menghindar dari konferensi pers agar tidak ditanya wartawan tentang album terbaru mereka.

Band yang sebelumnya bernama Gugun and The Blues Bug ini telah merilis dua album penuh, Get the Bug (2005) dan Turn It On (2007) dengan formasi yang berbeda. Album terakhir mereka bahkan menerima banyak pujian dari media massa nasional serta terpilih menjadi salah satu “Album Terbaik 2007” dari Rolling Stone Indonesia. Salah satu single miliknya “Mengejar Harapan” juga sempat mengisi album soundtrack film fenomenal, Laskar Pelangi.

Line-up terkini dari Gugun Blues Shelter adalah Muhammad “Gugun” Gunawan (gitar, vokal), Jon Armstrong (bass) dan Adityo “Bowie” Bowo (drums). Awal 2009 lalu Gugun Blues Shelter sempat menggelar tur konser keliling Inggris serta Irlandia Utara selama dua bulan penuh dan mendapat respon bagus dari komunitas blues serta promotor musik di sana. Mereka bermain di beberapa festival serta menelusuri sirkuit klub malam antara lain di kota Skegness, Lancashire hingga Belfast.

Belakangan karena dilanda kebingungan akan masa depan album baru, drummer Bowie lantas menulis pesan via fanpage Gugun Blues Shelter di Facebook yang kira-kira berbunyi seperti ini, “Bagi Anda yang mempertanyakan album terbaru kami silakan bertanya langsung kepada label Sinjitos Records karena kami sendiri tidak tahu kapan album itu akan dirilis.”

Kontan pesan ini menyulut protes dari pihak label Sinjitos Records yang lantas menuduh trio ini telah melakukan pencemaran nama baik dengan menyebarluaskan berita seperti itu.

Setelah menggelar musyawarah dengan pihak label mereka kemudian mendapat dua opsi: 1) Membuat permohonan maaf dan jika melakukan pencemaran nama baik kembali mereka akan didenda sebesar Rp 250 juta dan 2) membayar ganti rugi sebesar Rp 75 juta kepada pihak label sebagai kompensasi atas kerugian yang ditimbulkan.

Sayangnya, ketika dihubungi untuk memberikan klarifikasi atas pernyataan Gugun tersebut, Joseph Saryuf, Managing Director Sinjitos Records menolak untuk berkomentar panjang lebar akan persiteruan ini. Ia merasa tak perlu untuk mengumbar masalah internal ini ke media massa dan hanya memberikan keterangan singkat bahwa, “Gugun telah melakukan pelanggaran kontrak kerjasama rekaman dengan kami.”

Saryuf juga sempat menjelaskan kalau uang sebesar Rp. 75 juta yang diminta perusahaannya bukan untuk menebus master rekaman album Set My Soul On Fire namun sebagai pengganti biaya yang telah dikeluarkan oleh Sinjitos selama ini. “Hak atas master rekaman selanjutnya tetap menjadi milik kami sampai kapanpun,” jelasnya.

“Gue jelas nggak setuju dengan dua opsi tersebut,” kata Gugun secara terpisah, “mereka bilang, `OK, kalau gitu hubungi saja pengacara kalian biar ini diselesaikan lewat pengacara masing-masing.` Gue pun menghubungi pengacara hari itu juga,” jelas Gugun. Sejak saat itu menurutnya komunikasi antar kedua belah pihak pun dilakukan dengan surat menyurat dan melalui pengacara masing-masing. "Setiap kali gue sms dan coba telepon selalu nggak direspon," imbuhnya.

Menurut Gugun, ia dan manajemen tidak bersedia membayar uang ganti rugi tersebut karena merasa pihaknya juga mengalami kerugian karena telah membatalkan 11 konser di Inggris pada pertengahan tahun lalu atas permintaan pihak label. “Mereka keberatan kalau kami tur ke Inggris lagi dan meminta kami menyelesaikan rekaman album dulu, akhirnya kami turuti walau sebenarnya visa kerja kami untuk 6 bulan di sana sudah keluar waktu itu,” jelasnya.

Gugun juga sempat menyayangkan ketika proses rekaman tengah berjalan tiba-tiba pihak label menyodorkan kepadanya kontrak manajemen artis. Di memo terdahulu yang disepakati olehnya tidak ada perjanjian bahwa pihak artis harus menjadi bagian dari manajemen artis Sinjitos Records. Tapi akhirnya kontrak ini dengan berat hati ia tandatangani dengan harapan album baru mereka dapat segera dirilis.

“Gue merasa `diancam` waktu itu. Setelah setahun mengerjakan album kok tiba-tiba ada perjanjian seperti itu,” ujarnya.

Karena tidak mau berlarut-larut, Gugun Blues Shelter lantas mengambil keputusan untuk merekam lagi materi-materi baru bagi album keempat mereka. Proses rekaman bahkan telah dimulai sejak hari Senin (11/1) ini. Rencananya akan memuat delapan lagu dengan durasi panjang yang menurutnya terinspirasi dari album-album Led Zeppelin I - IV.

“Sementara ini kami sepakat untuk skip album itu (Set My Soul On Fire) dan fokus menggarap album baru berikutnya dengan materi yang berbeda. Toh, gue masih punya banyak stok lagu baru,” jelas Gugun.

Walau bersiteru dengan labelnya, Gugun tetap berharap kasus ini bisa diselesaikan diluar jalur pengadilan. Ia tidak mau menuntut ganti rugi dan berusaha untuk mencari jalan tengah dengan musyawarah.

“Kenapa gue bersikap begitu? Karena dia (Joseph Saryuf – Red) juga musisi, gue nggak mau menuntut sesama teman, apalagi musisi. Kecuali kalau dia pure businessman, nggak ada masalah, tuntut aja. Lagipula gue masih respek sama dia,” jelas Gugun menutup pembicaraan.

Previously called the Bluesbug, Gugun Blues Shelter is an Indonesian blues power trio that is a breath of fresh air in the seemingly dying Asian blues scene these days. Influenced by the likes of Jimi Hendrix, Stevie Ray Vaughn, Bettie Davies, and Led Zeppelin among others, the band forced many music fans to take notice of its powerful, flawless genre-crossing blend of blues that incorporate influences from rock, funk, and soul.
Led by guitarist/vocalist Gugun, Gugun & Blues Shelter has released two albums under the Bluesbug moniker “Get The Bug” (2004) and “Turn it On” (2007) that has been gaining praises from music critics and fans alike. ”Turn It On” was voted as one of the best Indonesian album in 2007 by Rolling Stone Indonesia Magazine and Gugun was noted as one of the most promising local guitar player by the same maga-zine. In the same year, Indonesia’s Trax Magazine also voted Gugun as the best guitar player in South East Asia. Gugun Blues Shelter is not only drew the attentions of local music lover only. The band also received attentions from European fans, thanks for years of playing for expatriate fans during its pub-playing days. As the result, Gugun Blues Shelter was participated in Belfast Big River Blues and Jazz Festival 2008 and played several dates in a four-weeks UK tour at cities like Burnley, Scarborough, and Crewe.
Due to the good receptions, the tour was extended to other cities like Leeds, Oxford, York, Rotherham, and culminated in another festival,”Colne Great British R n’ B Festival” at the Manchester outskirt. In Asia, recently Gugun Blues Shelter played several dates in Malaysia in 2008, participated in Singapore Art Festival at the same year, as well as in Indonesia’s big festivals such as Java Jazz Festival and JakJazz Festival. Recently, Gugun & Blues Shelter embarked another European invasion by participated in Skegness Rock and Blues Festival and finished recording another new album, titled “Set My Soul On Fire”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar